Rabu, 19 Maret 2014

My heart angle






Balap liar di kalangan remaja bukanlah hal yang tabu bagi ku. Setiap malam minggu aku dan kawan-kawan cowok ku selalu pergi ke tempat dimana biasa kami dijadikan ajang balap liar. Merokok, miniman keras bukan lah hal yang aneh bagiku, meraka adalah kawan ku ketika aku banyak masalah.kehidupan ku begitu bebas karena tidak ada pengawasan dari orang tua, mereka sibuk dengan bisnisnya masing-masing. Walaupun kehidupan ku bebas tapi aku tak pernah menyentuh sex bebas yang sering di gandrungi oleh kaum muda pada biasanya. Kini kehidupan ku telah berubah 180 drajat setelah malaikat ku datang mengisi kekosongan hati ku……..
Latihan tapak suci di sekolah kawan ku telah menguras seluruh tenaga ku. Tapi aku senang akhirnya aku bisa menguasai satu jurus yang lumayan sulit. Awalnya aku tak suka tapak suci apalagi syaratnya harus menggunakan jilbab, aku sangat riskan menggunakannya.tapi apa boleh buat Cuma bela diri tapak suci yang menurut ku cock dengan diri ku, lagian disitu pin banyak kawan-kawan ku yang ikut juga. Ternyata anak tapak suci keren-keren!!!, sudah jadi kebiasaan ku sudah menjadi kebiasaan ku menggoda orang-orang seperti mereka, walaupun hanya untuk iseng-iseng tapi mereka begitu antusias meladeni godaan ku.
“ hai geng……. Keren juga ya gaya loe” goda ku pada seorang cowok
“ehmm……” responnya.
Hah!! Jutek kali ini orang, dia Cuma senyum saja tak ada respon sedikit pun!!!.
“ boleh aku tahu nama mu??? Nama ku rika” ku sodor kan tangan ku ke arahnya
“ ma’ruf  ….. maaf bukan mukhirm”
Haaahhhh?????? Dia hanya mengangkat tangannya tanpa menyentuh tangan ku sedikit pun!!!,,. Baru pertama kali aku godaan ku di cuekin kaya gini. Sepertinya aku itu hina kali di depan dia.
aku langsung berhenti menggodanya ketika panggilan ilahi roby terdengar dari arah masjid dengan merdu. Ku lihat ma’ruf memasukan buku yang baru ia baca ke dalam tasnya.
“ maaf…… saya mau shalat dulu, assalamualaikum…”
Senyuman dia tak pernah lepas dari wajahnya. Dia pergi dengan meninggalkan berjuta rasa penasaran dihati ku.
Suara muadzin masih mengalunkan suaranya, suara itu sepertinya begitu aneh di telinga ku. Padahal tiap hari aku mendengarkanya, tapi entah mengapa suara itu masuk kedalam telinga ku yang paling dalam dengan begitu lembutnya hingga menggetar kan hati ku.
Kulihat ma’ruf sedang mengambil air di samping masjid, ku perhatikan gerakan dia ketika mengusapkan air ke wajahnya yang indah. Tetesan air yang mengalir di wajahnya layaknya air yang mengundang kedamaian di hatinya. Hati ku tergetar tuk untuk melakukan seperti apa yang dilakukan oleh ma’ruf…
Tapi…. Argghh……… aku terbangun dari lamunan ku ketika kusadari bahwa ma’ruf telah pergi dari tempat bersuci dan kuputuskan untuk pulang.sepanjang perjalanan menuju kerumah, kepala ku selalu terbayang-bayang wajahnya.kejadian tadi telah membekas di benak ku.
“masih ada juga ya orang-orang seperti ma’ruf di zaman sekarang, manusia yang masih mempedulikan perkara akhirat dalam hal perempuan.” Gunggam ku dalam hati
Hari-hari yanrg ku lewati kini telah menjadi hari-hari yang mengelisahkan bagi ku.aku tak sabar menunggu hari minggu, hari dimana aku berlatih tapak suci. Aku ingin bertemu dia lagi, dia adalah malaikat hati ku yang ku cari-cari selama ini. Setelah kejadian itu hari-hari ku penuh dengan bayangannya.
Akhirnya hari yang ku tunggu-tungu datang juga, dari pagi aku sudah siap-siap untuk pergi latihan tapak suci di sekolah kawan ku.
“assalamualaikum……….”
Ku cari arah datangnya suara itu dan tak kusangka ternyata dia!!! Dia memang tak pernah berubah, senyuman indah itu selalu setia berada di wajahnya. Sungguh manuasia yang sempurna.
“ wa wa alaikumsalam…..” jawab salam ku sedikit terbata-bata
“ saya duluan ya….. assalamualikum”
Dia pergi meninggalkan bekas di hati ku, entah apa yang kurasakan saat ini tak pernah aku rasakan sebelumnya. Ku merindukannya di saat dia tak ada dan menghentikan detak jantung ku ketika berada di dekat ku. Apa kah ini cinta???? Oh god I’ve never felt it before.
Aku seamkin penasara dengan nya, ku coba cari informasi tentang ma’ruf ke pada kawan dekatnya, kemarin aku sempat lihat dia jalan bersama gilang dan kelihatanya mereka begitu akrab mungkin aku bisa minta bantuan ke gilang.
Aku tunggu gilang pulang di depan gerbang, aku sudah bilang ke dia kalau ada sesuatu yang ingin aku tanyakan kepadanya tapi aku tak kasih tahuaku  mau menanyakan tentang ma’ruf.
Latihan pun selesai, aku tunggu di teras atas sambil baca buku islam, padahal aku Cuma cari perhatian dia saja sambil nunggu. Ma’ruf biasanya duduk di teras itu sambil baca buku agama. Tak lama kemudian ma’ruf pun datang dan duduk di depan ku.
“assalamualaikum “
“Waalaikumsalam”
“ kamu suka baca buku agama juga ya??” tanya nya
“ hmmm gak juga, aku hanya sedang belajar untuk menjadi insan yang selalu taat padanya” jawab ku dengan begitu cakap padahal aku dapat kan kata-kata itu dari buku yang ku baca.
“ subhanallah kamu sungguh hebat” pujinya
Baru berapa saat aku ngobrol dengan nya adzan sudah memanggil hati para muslim tuk melakukan kewajibanya.
“sudah adzan,,, mari kta shalat???” ajak nya
“haa??? Shalat???? Hmmmm…..” jawab ku bingung karna sudah lama aku tak pernah melakukan itu lagi, mungkin sudah bertahun-tahun
“kenapa?”
“ gak,, gak kenapa-napa”
“ ya sudah,, aku duluan ya, assalamualaikum….”
Huh hampir saja aku ketahuan kalau aku sudah lupa cara shalat, tapi tak apa lah percakapan tadi sudah membuat ku senang. Ku masih duduk tuk melihat malaikat hati ku melakukan shalat. Aku langsung pulang ketika dia sedang melaksanakan shalat.
Gilang sudah menunggu di gerbang. Mungkin sejak aku ngobrol tadi dia sudah menunggu.
“rika,,, kamu dari mana saja??? Dah berjanmur aku menunggumu di sini,,,”
“maaf,, tadi aku ada urusan sebentar”
“Jadi apa yang mau kamu tanyakan ke aku”
“ gilang aku percaya kamu, jadi aku harap kamu bisa menjaga kepercayaan ku ini”
“jadi kamu mau tanya tentang apa”
“ma’ruf …..”
“ maksud mu kamu suka kepada ma’ruf???”
“ gilang aku hanya ingin tahu tentang dia, aku penasaran dengan pribadi dia. Dia adalah orang yang pertama muncuekan godaan aku dan yang pertama mengisi ruang hati ku. Aku belum pernah jatuh cinta dan dia adalah cinta pertama ku lang…” terang ku
“rika…. Ma’ruf adalah orang yang lumayan paham akan agama dia juga ketua rohis di sekolah kami, sudah banyak cewek yang mendekatinya tapi tak ada seorang pun yang bisa mendapatkan hatinya. Dia tak suka dengan yang nmanya PACARAN, dia adalah orang yanr anti atas hal itu. Dan rika….. bukanya aku ingin menghancurkan harapan mu, tapi aku tahu semua sifat mu yang bertolak belakang dengannya..”
“ yaaah aku paham,,, terimakasih lang atas informasinya”
“sama-sama marina…… tapi ingat marina harapan pasti ada”
Aku hanya membalasnya dengan senyuman yang terbalut dengan kesedihan. Benar kata gilang sifat ku bertolak belakang dengan nya tapi betul juga kata dia bahwa harapan pasti ada, aku jadi semangat mendengar kalimat yang terakhir itu.
Huuuuhhh….. hari-hari ku penuh dengan tantangan, tantangan tuk mendapatkan cinta pertama ku.aku tidak akan pernah menyerah tuk mendapatkanya.
Besok adalah hari ku untuk latihan tapak suci,dan aku akan ketemu dengan ma’ruf lagi. Aku senang tapi aku juga bingung harus gimana aku belum pernah cinta, jadi aku bingung harus di apakan cinta ini. Aku tak tahan untuk mengungkapkan perasaan ini kepadanya. Aku tak sanggup mengatakanya sendiri aku minta bantu ke gilang tuk menyampaikan perasaan ini kepadanya. Walaupun awalnya gilang menolak, tapi akhirnya dia mau juga.
“rika…. Sudah kubilang pada mu sebelumnya bahwa ma’ruf itu orangnya dingin, aku sudah menyampaikan itu kepadanya, tapi dia tak ada respon sedikit pun. Aku sudah mengulangnya berkali-kali tapi di tetap saja diam bahkan dia terkesan marah ketika aku mengatakan bahwa kamu mencintainya..”
Aku sakit mendengar penjelasan gilang, tapi aku sangat sayang padanya. Semakin dia dingin semakin besar penasaran ku. Semakin besar penasaran ku maka semakin besar sayang ku. Mungkin dia akan lebih dingin kepada ku besok, tapi aku harus bilang kepadanya bahwa aku hanya ingin belajar islam kepadaya.
Siang itu seluruh peserta tapak suci dari berbagai sekolah telah berkumpul untuk latihan. Begitu pun aku yang datang ke tempat itu untuk latihan. Tetapi hari itu aku tak berharap bertemu dengan ma’ruf lagi, aku malu bertemu dengannya. Tapi di balik itu aku harus mengatakan itu kepadanya. Latihan telah selesai dan aku menunggu ma’ruf di di depan masjid.
“ma’ruf… tunggu aku mau bicara denagn mu..”
“maaf aku ada acara”
“ma’ruf ijin kan lah aku bicara pada mu satu menit saja.. aku mohon…”
“baiklah….. kamu mau bicara apa?...”
“ma’ruf.. aku adalah orang yang fakir akan ilmu agama.banyak hal yang tak aku pahami. Ma’ruf, bisa kah kamu bantu aku untuk keluar dari kefakiran ini?banyak hal yang ingin aku tanya kan tentang agama.aku da niat besar untuk shalat namun keistikomahan tak bisa ku raih,ma’ruf bagaimana mengalahkan godaan syetan yang begitu dahsyat??aku selalu mendengar seseorang yang beriman jika sedang membaca atau mendengarkan al-quran.begitu juga saat ia shalat, saat ia membaca kalimat demi kalimat ada goncangan dahsyat di dalam dadanya… aku ingin seperti mereka tapi aku tak tahu bagaimana caranya, pertanyaan itu hadir ketika aku mengenal mu aku ingin belajar agama dengan mu..”
“rika.. dari awal aku sudah kagum terhadap diri mu,, tapi maaf aku tak sepandai yang kamu kira. Dan semua yamg kamu tanya kan datang dari hati kamu bukan dari aku. Aku hanya berpesan pakailah hijab mu dan jika kamu ingin memperdalam agama mu, datang lah ke pengajian setiap jum’at jam13.30 wib di masjid ini, insya allah kamu akn dapat jawaban dari semua pertanyaan mu….”
“ terimakasih ma’ruf,,, aku bersyukur allah mempertemukan ku dengan mu”
“jazakumullah ya ukhti, semua itu atas ridho-NYA” dia tersenyum ke pada ku sebelum dia pergi, aku sangat senang bisa bertemu dengannya dan bisa mengungkap kan perasaan ku padanya walaupun ia menolaknya,tapi setidaknya aku bisa mendapatkann hikmah di balik semua ini.
Aku pulang kerumah yang membosan kan itu tapi aku terkejut ketika melihat mibol bmw ada di parkiran.mungkin ibu dan ayah sudah pulang. Ternyata memang benar ibu dan ayah sudah menunggu ku di ruang makan.aku duduk di depan ayah dan ibu  yang sejak aku datang memperhatikan ku..
“ibu, ayah ..salah tidak jika aku minta sesuatu kepada ibu dan ayah?” Tanya ku
“ kamu mau minta apa sayang bilang saja sama ibu dan ayah, kami pasti akan kasih”
“aku ingin pesantren , aku ingin belajar agama islam”
ibu dan ayah hanya terdiam menatap aku, walapun akhirnya mereka tersenyum……….

By: alan burhannudin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar