guk guk guk.......!!!!!
sreeetttttttt gbrukkkkkk!!!
Genjitan suara aspal yang tercium motor memecahkan keheningan malam. ku lihat kesekeliling tak ada seorang pun yang melihat kejadian itu.
"awww..... sakit kali kaki ku"eluh ku.
Tubuh ku terjatuh jauh dari motor yang kubawa. ku dekati motor itu lalu ku chek kondisi motor itu.setelah ku yakin kan tak ada kerusakan yang begitu parah aku putuskan tuk balik ke pesta lagi.tapi ketika ku keliling melihat komplek perumahan itu. aku baru sadar kalau aku tersesat.aku tak menemukan jalan menuju pesta ultahnya adit. Aku coba mutar-mutar di komplek itu tapi tetap saja aku tak mendapatkan jalan menuju rumah adit. Mungkin karna kondisi ku yang masih dalam keadaan jantung berdebar-debar. Pikiran ku jadi tak karuan sehingga aku tak merhatikan jalan yang ku lewati. aku mulai nyerah tuk mencari jalan menuju ke rumah kawan ku itu. ku matikan motor itu, danku tenangkan diri sambil merenungi apa yang barusan terjadi.
Sorot mata ku terpaku oleh pertokoan yang ada di depan ku, tepatnya warnet!!.
" hah.. warnet? kayanya aku tahu tempat ini" gumam ku dalam hati
setelah ku ingat-ingat aku baru sadar kalau ini jalan pertama aku masuk ke perumahan adit.tanpa piker panjang langsung ku hidupkan motor kawan ku pembawa sial ini!!! gara-gara motor ini aku di kejar-kejar anjing dan pertama kalinya aku jatuh dari motor!!
Aku ingat sekali di sekitar sini ada gapura jalan masuk ke perumahan golden view.
Setelah ku cari gapura itu akhirnya ku temukan juga. Tanpa aba-aba, ku tancapkan gas menuju rumah adit.
Akhirnya ku temukan juga rumhan adit. Seampai di depan rumah adit sambutan tawa keras di hidangkan untuk ku. Sungguh aku malu sekali kala itu.
“hahahahah kau kenapa al…” dengan nada ngejek
“aku fobia anjing…” jawab ku dengan berharap bisa memahami kejadian tadi dan menghentikan tawanya.
Aku tak mengatakan apa-apa ke ani bahwa motornya barusan aku jatuhkan. Tapi aku tak enak hati dan ngerasa bersalah banget. Lagian walaupun aku gak ngomong, toh dia pasti tahu juga klo motornya sudah aku jatuhin.
“ ani….. ini motornya, sorry tadi aku Cuma mau iseng saja, ekh malah kualat”
“hhahaah….. iya gak papa kok”
“ oh iya ni, tadi motornya jatuh”
“ha? Serius??” sambil mengecek motornya
“iya, pas belokan disana”
“ya udah gak papa Cuma dikit aja pun” celoteh ani
Aku bisa melihat raut wajah ani yang sedikit tegang, tapi dia coba meyakinkan ku bahwa semua itu baik-baik saja.
Sebenarnya aku tak enak melepaskan tanggung jawab ku begitu aja, tapi seandainya dia mau minta aku ganti,aku mau ganti pake apa, aku tak mungkin menceritakan kejadian ini sama tante ku, bias-bisa aku tak di bolehkan keluar malem selamanya.
Itulah yang ada di pikiran ku kala itu.
“ al aku pulang duluan ya..” dengan menyimpulkan senyum di pipinya,
“ yoo… thanks ya…”
Pesta itu sudah selesai, tinggal berapa gelintir orang saja yang masih tetap disitu. Termasuk salah satunya keysa!!! Dia ini lah yang membuat andi kesal. Yaah gimana gak kesal, dia pacaran dengan andi tapi mesra-mesraan dengan anto. Memang keterlaluan tu keysa
“ andi.. balek yukkkk…” ajak ku
“ entarlah,, aku pengen tahu, dia pulang sama siapa” sambil menatap kearah keysa yang masih mesra becanda bedua.
Tak lama kemudian anto menyalakan motornya dan keysa menaiki motornya di belakang.
“ andi, mereka dah mau balik”
“ yaa aku tahu”
“ yaah terus kapan kita balik??? Aku sudah janji sama tante ku tak malam-malam baliknya”
Tak da jawaban sedikit pun atas pertanyaan ku itu. Dia masih terfokus melihat keysa dan anto.
Kesal juga aku lama-lama disini.mungkin kalau bias dikatakan, mala mini malam terburuk.
“al.. kau mau tolong aku gak?”
“Tolong apa?”
“ kita ikutin dia dulu yuk. Baru kita balek. Aku mau langsung mutusin dia sekarang”
Kalau di lihat dari tampangnya sepertinya andi sudah benar-benar marah, aku gak bias menahan kemauannya.
“andi aku balik dulu ya” pamit keysa ke andi
Ketika sudah agak jauh mereka pergi, aku dengan andi menyusulnya dari belakang.
“anjrit!!!!”
‘sabar ndi” ku coba menenangkan
Andi membawa motor dengan kecepatan cukup tinggi, aku hapir tak bisa menyeimbangkan badan ku dengan permainan motor dia.
Ketika di perempatan jalan ku lihat fredli yang tadi hadir di acara ultah manggil-manggil aku. Spontan aja aku kaget, ada apa fredli manggil aku.
“ al… cepet lah kau kesana, si ani nangis tu”
“lha kenapa? Kenapa aku” Tanya ku heran
“ ternyata motornya rusak parah. Dia gak berani pulang takut ayahnya marah”
“Haaaaa!!!!”
Seperti tertindih beban yang begitu besar!!. Pikiran ku langsung melayang tak karuan. Rusak parah??? Bagaimana aku menggantinya??. Hati ku dah campur aduk rasanya. Suara anjing yang barusan ngejar aku saja masih terngiang gong gongannya di telinga ku, tante ku lagi sms ngomel-ngomel kenapa belum pulang, dan di tambah lagi masalah ini.
Aku coba tenangkan diri dan ku coba hadapi dengan perasaan tenang.
Fadly membawa motornya di depan tuk mengarahkan tempat dimana ani menangis. Dari kejauhan aku sudah melihat ani dan beberapa kawanya yang tadi hadir di acara ultah mengumpul di pinggir jalan.
“anjrit kau lan!!! Kau apakan tadi motor dia!!” bentak ika yang sedari tadi memeluk ani yang sedang menangis ketakutan.
“emang kenapa motornya?? Bukannya tadi hanya stepnya saja yang patah” terang ku
“ini al… sayapnya lecet trus stangnya pun oleng, setang gak papa lah tapi sayapnya ini yang Nampak jelas. Aku gak pernah jatuhin motor al. aku takut ayah ku marah dan aku tak boleh bawa motor lagi” jelas ani dengan suara terisak-isak.
Aku hanya diam dan ku coba yakin kan ani bahwa aku akan ganti semuanya.
“udah ni, sekarang mendingan kita pulang. Biar aku yang ngomong ke ayah mu kalo aku yang ngejatuhin motor mu”
Ku katakana itu semua hanya untuk menenangkan dia. Aku pun tak enak menjadi sorotan beberapa pasang mata.
“ al… kau yakin sendiri? Gmana kalo kita sama-sama saja biar ayahnya percaya” saran fadly
“ yaudah kalo gitu,, “ sahut ku
“ani rumah mu dimana?” Tanya fadly
“ di depan sana”
Aku naik lagi kemotor yang dibawa andi. Sepertinya dia masih kesal dengan pacarnya.
Selama di perjalan aku tak henti-hentinya memutar otak, gimana cara menggantinya? Aku sangat pusing kali, ingin rasanya aku lemparkan tubuh ini di pulau kasur dan ku lupakan semua kejadian ini di dunia mimpi.
Fadly dan yang lain menghentikan motornya di depan rumah yang cukup besar.
“dah sampe? Mana rumahnya?” aku Tanya ke ani hanya unuk basa basi. Padahal aku dah panas dingin akan menghadapi ayahnya. Tapi aku coba tuk menghilang kan rasa itu di depan mereka semua. Hanya untuk memperthan kan satu image. “AKU TANGGUNG JAWAB”
Lama aku tunggu di teras depan rumahnya tapi tak ada tanda bahwa ayahnya ada di rumah.
“al.. ayah ku belum pulang, aku telpon ja ya tapi nanti kamu yang ngomong”
Diambilnya blackberry dari tasnya dan menekan tombol dial.
Teeeeettt….. teeeetttttt… teeeeettttt…..
Sengaja dia loudspeaker agar dia pun dengar apa yang aku bicarakan dengan ayahnya.
“halo.. assalamualaikum”
“walaikumsalam…. Ini siapa?”
“ini alghifari pak kawanya ani” terang ku
ku utarakan semua apa yang terjadi dengan ani dan apa yang telah terjadi dengan motornya. Aku meminta pada ayahnya agar tak memarahi ani karna ini semua salah aku dan aku akan tanggung jawab ats apa yang aku lakukan.
“bagus kalo mau tanggung “
Setelah ucapan itu selesai, selesai pula percakapan kami, dia mematikan tanpa memberiku kesempatan tuk ucapan salam.
Hati ku agak ternyata aku hanya bicara dengan ayahnya lewat telpon. Dan itu pun tak berlangsung begiru lama.
Aku pamit ke ani dan ku ucapkan trimakasih fadly,andi,ika dank awn lainya yang menagntarkan ku kerukah ani.
“ndi mau kemana kita?” Tanya ku
“ kerumah keysa dulu, aku dah terlanjur gondok dengannya”
“emang kau yakin dia langsung pulang, siapa tahu dia mampir dulu.”
“kita coba dulu kerumhnya, kalo gak ada mungkin besok aku putusakan dia”
Ku lihat jam sudah menujukan jam 09.18 wib. Sudah telat dua jam aku pulang. Sebelum pergi aku bilang hanya sampai jam 07.15 aku pulang. Aku tak tahu akhirnya akan begini. Yang ku bayangkan hanya makann enak di rumah adit.
andi mematikan motornya di depan rumah yang pernah ku datangi. Yaahh rumah keysa.
“ andi sepertinya dia belum pulang”.
“ kemana sih mereka!!!”sambil menyalakan motornya kembali
Tapi ketika hendak melaju, ada yang keluer dari rumah keysa. Dan ternyata keysa sudah pulang. Andi matikan motornya dank u menjauh dari mereka aku tak mau mengganggu mereka. Biarkanlah mereka selesaikan urusan mereka. Tak mau aku ikut campur, sudah banyak masalah yang ku hadapi.
Setelah jauh dari mereka ku ambil hp ku, ku mainkan hp ku walupun hanya mematikan dan menghidupkan. Ku duduk di sampimg pohon jambu yang sedang berbuah, ku luruskan kaki ku yang sakit karna jatuh tadi.
Pikiran ku mulai melayang ke masalah ani lagi.
“bagaimana aku bias menggantinya. Aku tak punya tabunhgan sepersen pun.” Ucapku lirih
Dalam kesunyian malam yang gelap dan sepi. Aku teringat akan ibu ku di kampong, seandainya ada ibu pasti dia akan membantu.
“ibu??’’
Hati ku seperti mendapatkan tetesan air telaga kautsar dari surga. Ketika ku katakana ibu.
“bukanya ibu besok lusa hendak mengirimi kau uang tuk beli lensa. Mungkin aku akan bicara ke ibu tuk menggunakan dulu uang itu tuk menyelesaikan masalah ku” gumam ku
Yaaah mungkin aku akan menggunakan uang itu dulu. Ibu pasti setuju tapi aku tidak enak sama ibu .sudah sejak lama ibu mengkhawatirkan ku setelah ku katakana pada ibu kalo mata ku agak gak beres kalo melihat jarak jauh.tapi setelah ibu dapatkan uang itu untuk membeli alt bantu mata ku, malah aku kekpergunakan uang itu untuk memperbaiki motor orang lain. Mungkin ibu sedikit sakit hati tapi apa hendak di kata, bencana datang kapan saja dan dimana saja tak menghiraukan keadaan seseorang.
“huuuhhh …. Lama kali lah andi ini, ngapain saja mereka”
Kulihat kearah mereka, sepertinya masih serius bicara
“mereka ngomongin apalagi sih, tinggal bilang putus saja, beres kan”
Lama ku tunggu di bawah pohon jambu. Ku petik satu jambu yang sudah merah.
“Sepertinya manis” ujar ku.
Grengg….. Greng….. greng…….
“al… ngapain kau disitu, cepet naik!”
Sambil memmainkan gas motornya yang menimbulkan suara bising.
“akhhh kau lama kali dah berjamur ni aku nunngu disini”
“yayaya sorry”
“ dah putus?” Tanya ku
“Belum”
“jadi tadi kau ngapain aja!!!” Tanya ku dengan sedikit kesal
“besok aja”
“terserah kau lah”
Di lajukan motornya tanpa kontrol. Mungkin seandainya ada yang lewat mendadak di depan. Kalo tidak sekarat ya mati.
Aku sampai di rumah jam 09.57 dan langsung menuju kamar. Untung saja tante ku sudah tidur. Mungkin dia akan menceramahi ku besok pagi.
Krengggg,……… kreng,,,………. Krenggggg…
Istrahat ku terhenti ketika mendengar bunyi jam beker yang terkadang tak tahu keadaan. Badan masih minta bersenang-senang dengan guling. Seluruh tulang ku tersa remuk. Mungkin akibat jatuh semalam.
Dengan malas ku bangkit dari kasur ku. Dan ku arahkan kaki ku menuju kamar mandi.
Setelah semuanya telah siap, ku bergegas pergi sekolah. Aku tak pamit pada tante ku, karna ku masih belum tahu harus bilang apa.
Langakah ku semakin kupercepat ketika ku melihat ani ketika hendak naik ke kekelas ku..
Ku atur nafas ku setelah sampai di depan ruang kelas ku.
“hahahahahahah…… kau kenapa lan semalam? Dikejar anjing? Hahahah”
Ejek zaky kepadaku
Aku tak menghiraukan ejekan zaky. Yaah memang sih lucu, mungkin seandainya orang lain yang mengalami hal seperti itu, aku pun akan tertawa keras. So, aku anggap ejekan itu biasa saja.
“andi, pulang sekolah antar aku lah kerumah ani..”
“ngapain?”
“aku mau ngomong sama ayahnya, anterin ya?”
Tenggg… tengggg teng……
Suara lonceng yang membuat risuh anak-anak tuk cepat-cepat keluar kelas, sepertinya mereka tak tahan dengan keadaan kelas yang begitu membosankan.
“ andi, cepet lah”
“iya sabar” sambil memasang tali sepatunya
Tadi istirhat aku sudah bilang ke ani kalo aku mau datang kerumahnya.dan ia pun mengaminkan niat ku. Aku kerumah ani hanya ingin mengucapkan maaf secara langsung, rasanya tak sopan jika hanya bicara di hp.
Setelah sampai di rumah ani, hanya ibunya saja yang terlihat dan dia begitu ramah kepada ku jadi aku tak begitu gugup ketika ngobrol dengannya.
“nenggg….. panggilin ayah, bilang ad orang” titah ibu ke ani
“iya buu” sahut ani
Tak lama kemudian dari arah samping datangnbapak-bapak bertubuh besar dan berkumis tebal.
“sini…” suruh dia ketika melihat ku.
Ku tebarkan senyum ketika bicara dengannya, tapi ayah ani tak sdeikit pun expresi wajahnya yang bias mencairkan hati. Bener-bener garang mukanya!!!
“ini motornya……” di tunjuknya motor yang membawa ku kemasalah ini.
Aku hanya meng “iya” kana pa yang dia bicarakan.
Setelah cukup lama dia menujukan kerusakan motornya, dia hanya meminta ku tuk menggantikan stepnya saja.
“makasih pak, insya allah besok saya kesini lagi”sambil senyum ku salami dia
“iya iya..”
Aku pamit juga dengan ibu dan ani, mereka sepertinya iba terhadap ku, tapi ayahnya lah yang membuat mereka tak bias berbuat apa-apa.
“akhirnya keluar juga dari rumah itu, takut aku bray sama ayahnya, ngeriiiiiii!!!!!!!!”
Ujar ku ke andi
Andi hanya ketawa melihat kesusahan ku,benar-benar teman kurang ajar. Tersenyum di atas penderitaan teman sendiri!!!
Ku pulang dengan membawa berjuta pikiran di benak ku. Ingin kal rasanya terbebas dari masalh ini.
Sesamapai dirumah tante ku sudah nunggu aku di rumah.
“al... tadi mama telpon katanya sekarang dim au ngirimin duit, emang kmu minta buat beli apa? Trus semalaem kamu kemana saja??” Tanya tante betubi-tubi kepada ku.
“tadinya sih mau buat beli kaca mata, tapi…. Karna semalem sudah ngerusakin motor orang, jadi rencananya buat gantiin motor itu”
“jatuhin motor orang?? Jadi semalem itu lama pulangnya karna ngejatuhin motor orang. Makannya lain kali hati-hati kalo pake mptor orang..”
“iya….”
“emang rusak apanya?”
“stepnya aja patah” lirih ku
“yaudah nih uangnya,, stepp paling 100rb”
Ku ambil uang itu lalu ku masukan ke kocek ku dan pergi dari tempat tante ku berdiri.
Keesokan harinya aku berencana membeli step itu. Aku pengen cepet-cepet selesai dari masalah ini. Aku dah capek hari-hari ku di baying-bayangi masalah.
Aku meminta bantuan andi lagi tuk membantu ku mencari step motor itu.karna dia sedikit lebih pahan tentang motor dari pada ku.
“iya… tapi dmana?” ujar andi
“ ya gak tahu, aku gak ngerti masalah motor”
Zaky yang sedari tadi mrendengarkan pembicaraan kami langsung ikut nimbrung.
“al…. di pasar seraya saja, disana banyak onderdil motor. Yang seken atau yang baru pun ada”
Saran zaky
“kau tahu tempatnya? Kalo tahu anterin aku lah” pinta ku
Tengggg tenggg tenggggg….
Lonceng sudah menggema, seluruh siswa berdesakan keluar ruang kelas.
“andi,zaky jadi kan anterin aku?”
“iya jadi” jawab mereka kompak.
Aku memilih angkutan alternative menuju pasar seraya, kebetulan aku pernah lewat pasar seraya tapi kau gak tahu kalo di situ ada yang jual onderdil motor.setelah muter-muter akhirnya ketemu juga pasar itu.
“bang ada step motor shogun tak?”
“shogun apa dek”
“shogun 125 bang “ jelas ku
Orang itu masuk ke dalam dan kembali membawa sesuatu di tangannya.
“ni dek…” seraya menyodorkan benda itu ke pada ku “
“ini step shogun?” Tanya andi
“iya… shogun 125 kan?”
“berapa bang?”
“75000”
“haah mahal kali bang, kurang dikit lah” kata zaky
Usai tawar menawar aku pulang dengan perassan tenang..
“ besok masalah selesai” gumam ku dalam hati
Ku belikan kawan ku es, gak tega melihat mereka kahausan gara-gara nyariin step buat aku.
Haus itu hilang ketika isi tempat es hanya tinggal es batunya saja. Ku pulang dengan andi sedang kan zaky pulang sendiri karna jalurnya beda.
Ku hempaskan badan ku dikasur walaupun capek tapi aku senang karna besok masalah ku akan selesai.tinggal memasang step itu saja aku dah bisa tenang kembali, tak terbebani oleh tuntutan ayah ani tuk memperbaiki motornya. Dan andi lah yang akan memasangnya besok.
Ku tatap langit-langit kamar ku yang putih merata. Terlihat wajah ibu ku, ku kucek-kucek mata ku dan ternyata hanya halusi. Mata ku mulai menurun dan terus menurun sampai akhirnya aku terlelap dalam permainan malam yang indah.
Tetesan keringat yang keluar dari pori-pori berkulit kusam tak hentinya keluar dengan begitu derasnya, di panggulnya puluhan jagung rebus yang masih hangat untuk di jajakan ke tetangganya. Berusaha keras untuk mengumpulkam rupiah demi rupiah untuk mewujudkan keinginan putranya yang sedang meraup ilmu di luar pulau sana.
Kuteteskan air mata saat ku melihat wanita itu. Dia begitu gigihnya menjajakan jualannya,
“ibu mampir dulu sini, kelihatanya ibu capek sekali”ujar seoarang pembeli
“gag usah bu, walaupun aku keliling desa asalkan jualan saya habis saya gak akan capek bu…”
“lho kok bias bu?”
“demi anak saya , dia katanya susah belajar karna matanya rusak, saya mau belikan dia kaca mata.”..
Aku menangis tersedu-sedu ketika melihat PENGORBANAN IBU KU!!
Ibuuuuuuuuuuuuuu………….
Aku terjaga dari tidur ku, jantung berdebar-debar, air mata ku tak henti-hentinya mengalir. “Hanya mimpi”
Tapi, tapi kenapa mimpi itu terlihat jelas?? Ohh ibu bigitu besarkan pengorbanan mu??
Tapi aku telah merusak seluruh pengorbanan ibu karna ulah ku!!! Kenapa saat itu aku berniat jail!! Kenapa aku tak biarkan motor itu, seandainya aku tak sentuh motor itu mungkin ibu akan tersenyum melihat aku telah memakai kaca mata yang di dapatkan dari jerih payahnya.
Aku ambil air wudhu untuk shalat tahajud lalu ku doakan ibu ku semoga dia selalu di berikesehatan. Ku lanjutkan tidur ku karna malam masih panjang..
Setelah pulang sekolah seperti yang telah ku rencanakan, hari ini masalah harus selesai. Dan agenda hari ini memasang step yang telah di beli kemarin.
“andi.. bener tak kau bias masangnya??” Tanya ku
“bisa.. udah lah percya aja sama aku, aku dah sering bongkar pasang motor. Asalkan ada kuncinya aku pasti bias”
Aku bersyukur kali punya kawan seperti andi dan reza, sejak awal dia sudah membantu ku. Mereka siap di marahi orang tuanya gara-gara nemanin aku cari step sampai sore. Mereka memang best friends aku. Aku gak akan lupa jasa-jasa mereka.
Aku, andi dan zaky bersama-sama ke rumahnya ani untuk memasang step itu. Sesampai di rumah ani. Ayahnya belum pulang aku bersyukur banget ketika ibu ani mengatakan seperti itu ke kami.
“ayahnya belum datang, mungkin bentar lagi pulang. Tunggu saja” kata ibu ani
Ibunya memang sangat ramah sekali tak ada raut muka tak senang ketika melihat kami. Hanya senyumannya lah yang selalu di lontarkan.
“ibu boleh aku lihat motornya? Ini stepnya sudah ada.”
“oh iya lihat saj di samping..” suruh ibu ani
Aku bergerak ke samping tuk melihat motornya. Dan aku kaget ketika melihat step motornya, ternyata beda dengan yang aku beli!!! Lemas sekali ku melihat kenyataan ini kenapa aku tak lihat-lihat dulu sebelum beli?? Aku mengutuk kebodohan ku dalam hal ini.
“al gmana??” Tanya ani yang tiba-tiba nongol
“stepnya beda, aku salah beli. Maaf ya ani,, tapi gak usah kuatir nanti aku kesini lagi”
“aniiiii ayah bentar lagi pulang…..” teriak ibunya dari dalm
“ani bilang aja sama ayah, aku mau cari stepnya lagi.”
“iya… “
“salam ya buat ibu aku pamit dulu”
Ku secepat- cepat bergegas pergi dari rumah itu. Tak ingin aku berjumpa sama ayah ani. Ngeri kali aku nengoknya. Aku dan kedua kawan ku pergi ke pesar dimana aku beli step ini. Aku berniat untuk mengembalikanya kembali.zaky, andi pun ikut risau. Mungkin di benak mereka pun tak jauh beda dengan yang aku pikirkan.seharusnya masalh sudah clear hari ini, malah makin parah. Kita harus step itu dan mencari step yang sesuai. Setelah sampai di pasar itu aku datangi took dimana aku beli step itu. Aku jelaskan semua yang terjadi, aku bilang padanya kalo step tidak sesuai, tapi di luar dugaan mereka tidak bias membeli step itu kembali dengan alas an yang tidak logis hanya karna step itu baru mereka tidak bias membelinya kembali. Padahal aku sudah memohon-mohon agar bisa membantu. Tapi orang itu tetap bersikeras tak mau membelinya.aku hamper menangis menerima kenyataan ini. Aku sudah kehabisan akal. Aku tak tahu harus bagai mana lagi. Kulihat andi pun mulai mulai kesal.dia pun tak terima jika orang itu tidak bisa membelinya step itu kembali. Sungguh posisiku saat itu benar-benar seperti adegan film “minta tolong”. Aku jajakan stepditangn ku ini ke setiap bengkel. Mungkin orang itu sedikit iba melihat aku dan kawan-kawan ku dia memberikan tempat beli onderdil motor. Setelah ku sepakati dengan kedua kawan ku. Kami memutuskan untuk datang ketempat itu.
Ku kutelusuri jalan yang benuh dengan debu, sengat matahari yang begitu panas di tambah jauhnya perjalan menuju tempat tujuan kami. Ku jalan di belakang mereka, kadang aku merasa sangat bersalah kenapa aku libatkan mereka dalam masalah ku ini dan harus menderita seperti ini. Uang kami hanya cukup untuk ongkos saja. Itu pun untuk mendapatkan angkutan di tempat itu sangat sulit. Setelah berjalan sekitar 2 km kami baru dapat angkutan.
“andi,zaky ayo naik angkut saja!!” teriak ku kea rah meraka karan mereka berada di sebrang jalan.
Kulihat mereka sangat lelah, kasihan juga aku melihatnya tapi uang ku hanya cukup untuk ongkos pulang. Dharapan ku hanya step ini. Aku berharap ada yang mau membeli step ini.andaikan terjual akan ku belikan buat makan mereka. Biar lah kupakai uang sisa kiriman ibu ku untuk menggantikan motor itu. Setelah sampai di tempat sebagai mana orang tadi berikan. Aku dan kawan ku turun.kulihat sekelililng tak ada tanda bengkel atu pun toko onderdil motor. Aku sudah lelah dan begiru pila dengan kawan ku, mereka sudah terlihat murung.aku sudah hamper putus asa. Tapi aku yakin pertolongan allah kan tiba.
“bray…. Kita shalat dulu yuk, sekaian istirahat.tuh disana ada masjid” sembari menujuk kearah masjid
Aku menuju kemasjid dengan penuh kepasrahan, aku sudah berusaha tapi belum juga mendapatkan hasil. Setelah kami shalat ashar berjamaah dan zaky sebagai imamnya, kami duduk di ters masjid. Aku kasihan sekali melihat andi yang begitu lesu.
“zaky… kau capek?” Tanya ku
“tak akau masih kuat” jawabnya ,,, hati ku seperti tersayat-sayat mendengar jawaban itu, aku zaky merasa lelah tetapi ia tak ingin menunjukannya kepada ku. aku sudah tak memikirkan motor itu aku sudah putuskan untuk memakai uang sisa kiriman ibu ku. yang ku pikirkan hanyalah kawan ku. mereka kehausan, kecapean,kepanasan hanya untuk menemani aku. Ingin rasanya ku belikan mereka makanan dan minuman tapi tak ad uang sepersen pun. Aku hanya bisa mengandalkan step itu. Seandainya step itu terjual, akan ku belikan makanan buat mereka.
“andi,zaky sekali lagi kita usaha seandainya kita tak bisa jual ini. Kita pulang saja dan seandainya barang ini terjual, ini semua rejeki kalian. Kita gunakan saja untuk makan dan minum”
Lama ku jalan tuk cari tempat yang di tunjuk orang tadi. Ketika di jalan aku melihat haris lewat. Segera saja aku minta tolong dia karna di pake motor. Akhirnya dia mau dan ku minta kepada zaky tuk cari tempatnya bersama haris sedangkan aku dengan andi nunggu di pingir jalan. Keadaan kami saat itu bener benar seperti gembel.tapi mau gimana lagi. Setelah lamaa kutunggu akhirnya dia datang dan berhasil menjual step itu. Sujud syukur ku pada mu ya allah. Ku ucapkan trimakasih kepada haris dan dia menawarkan jasa untuk mengantar sampai jalan besar. Zaky ikut dengan haris dan aku pulang dengan andi karna rumah kita satu komplek. Hari mulai gelap. Aku dan andi Sampai ke jalan besar jam 05.30. ku ajak di beli es. Aku pesan dua.
“kenapa tak minum” Tanya andi
“aku lagi puasa”
“andi… kita kerumah ani dulu ya aku ingin menyelesaikanya sekarang”
Awalnya andi minta langsung pulang karna memang sudah gelap.tapi akhirnya dia mau juga.aku kerumah ani inginmengucapkan maaf karna aku atk bisa menggantikan stepnya. Aku hanya bisa menggantikannya dengan uang sisa kiriman ibuku yang ia kirim untuk beli lensa mata.
Hari makin gelap dan aku pun mulai tergesa-gesa. Aku takut tante ku marah karna aku belum pulang. dan mungkin tante ku tak mendengarkan penjelasan ku karna kemarin aku bilang masalh motor sudah selesai. Sesampai di rumah ani aku langsung mengetuk pintu dan mengucapkan salam. Dan ibu ani yang membuka
“bu… maaf aku tak bisa ganti stepnya aku hanya bisa ganti pake ini saja” ku sodorkan 2 lembar uang lima puluh ribu kepada ibu
“ohh gak usah dek. Kalo gak da yaudah, tadi ayah pun bilang katanya ayah kaya gitu hanya untuk mengetes adek saja. Supaya adek punya rasa tanggung jawab. Ayahkan guru jadi dia ingin ngedidikadek supaya tanggung jawab”
“trim trim ttima kasih bu. Tolong bilang juga ke ayah, aku sangat berterima kasih” nada suara ku sudah tersendak sedak menahan haru. Aku tersenyum ke arah andi dan dia tersenyum.
“Pertolongan allah telah datang dan DIA tak pernah menyia-nyiakan usaha hambanya” ucap ku dalam hati seraya memandang langit………